Monday, September 17, 2012

Petrichor, Hujan dan Kamu


17 September 2012, jam 23.11 di jam handphone gue. Sekarang lagi hujan, dan gara-gara hujan gue jadi terinspirasi untuk membahas tentang ‘Petrichor’, atau yg biasa kita sebut sehari-hari ‘bau hujan’.

Petrichor adalah aroma hujan di tanah kering. Kata ini tersusun dari bahasa Yunani, petra yang berarti batu dan ichor artinya cairan yang mengalir dalam pembuluh darah para dewa dalam mitologi Yunani. Bau berasal dari minyak yang dipancarkan oleh tanaman tertentu saat masih kering, kemudian diserap oleh tanah dan batu. Selama hujan, minyak dilepaskan ke udara bersama dengan senyawa lain, geosmin, menghasilkan aroma khas yaitu Petrichor.

Mungkin kalo ditanya hal apa yg paling gue suka dari musim hujan, ya itu.. Petrichor! Yg selalu gue tunggu-tunggu setiap harinya dari September sampe Maret. Petrichor, hujan, gemericik air, selalu sukses menghipnotis gue ke dimensi lain, memutar semua memori, seperti ada layar besar di depan gue dan kenangan gue adalah proyektornya, dan semua terputar kembali, kenangan indah maupun jelek semuanya tergambar jelas dan sukses membuat gue melamun untuk beberapa lama. Seperti sekarang. (FYI: sambil ngetik tadi gue sempet bengong 15 menitan. Hahaha. HAH APA?? GAK YEE!! GUE GA GALAU!!!!)

Kenapa gue suka banget sama hujan dan Petrichor? Umm.. refreshing pikiran, bikin tenang, rilex, dan yg anehnya adalah setiap gue cium bau Petrichor, selalu ada perasaan kangen, entah kangen sama senyawa ini atau sama seseorang, yg pasti perasaan kangen ini bikin hati gue hangat, dan berharap Petrichor jangan cepat-cepat pergi.

Petrichor datang saat mau hujan, sedang hujan, dan setelah hujan beberapa saat. Setelah itu Petrichor ga tercium lagi. Lalu saat mau hujan, Petrichor kembali datang, membawa perasaan yg sama setiap kali kita menciumnya. Sama kayak cinta ya, saat baru deket, jadian, dan sehabis putus, perasaan cinta itu ada. Setelah itu kita berusaha move on, dan merasa cinta itu sudah enggak disana. Tapi waktu dihadapkan kembali sama orang itu, ternyata cinta itu ga kemana-mana, perasaannya masih sama setiap kali kita melihatnya. Haha lucu ya, tapi ini cerita tentang Petrichor, Hujan, dan Kamu.