Tuesday, August 3, 2010

Untuk Hari Ini

Untuk hari ini! Saya akan memulai hari dengan berdoa: “Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!” (Mazmur 118:24)
Untuk hari ini! Saya akan berkata: “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:13)
Untuk hari ini! Saya tidak kuatir akan kebutuhan saya, karena: “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemulian-Nya dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:19)
Untuk hari ini! Saya tidak akan takut. “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” (2 Timotius 1:7)
Untuk hari ini! Saya tidak akan bimbang dan kurang beriman, karena, “... tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” (Ibrani 11:6)
Untuk hari ini! Saya tidak akan lemah karena. “TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?” (Mazmur 27:1b)
Untuk hari ini! Saya tidak akan kalah karena, “... dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya..” (2 Korintus 2:14)
Untuk hari ini! Saya tidak akan kekurangan hikmat, karena: “... apabila diantara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--, maka hal itu akan diberikan kepadanya.” (Yakobus 1:5)
Untuk hari ini! Saya tidak merasa terhukum, karena “... sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.” (Roma 8:1)
Untuk hari ini! Saya tidak akan kuatir atau frustasi, “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu.” (1 Petrus 5:7)
Untuk hari ini! Saya tidak akan depresi, “... tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” (Ratapan 3:22b, 23)

Apakah Aku Menikahi Orang Yang Tepat?

Cerita di bawah ini sangat bagus, buat yang masih single maupun yang sudah menikah. Buat mereka yang masih single bisa mengambil pelajaran dari cerita ini, dan buat yang sudah menikah cerita ini bisa jadi guideline untuk meningkatkan ikatan pernikahan yang sudah dijalani.
“Apakah saya menikah dengan orang yang tepat?”
Dalam sebuah seminar rumah tangga, seorang audience tiba-tiba melontarkan pertanyaan yang sangat lumrah, “Bagaimana saya tahu kalau saya menikah dengan orang yang tepat?”
Saya melihat ada seorang lelaki bertubuh besar duduk di sebelahnya jadi saya menjawab “Ya.. tergantung. Apakah pria di sebelah anda itu suami anda?”
Dengan sangat serius dia balik bertanya “Bagaimana anda tahu?!”
“Biarkan saya jawab pertanyaan yang sangat membebani ini.”
Inilah jawabannya...
SETIAP ikatan memiliki siklus. Pada saat-saat awal sebuah hubungan, anda merasakan jatuh cinta dengan pasangan anda. Telepon darinya selalu ditunggu-tunggu, begitu merindukan belaian sayangnya, dan begitu menyukai perubahan sikap-sikapnya yang bersemangat dan begitu menyenangkan.
Jatuh cinta kepada pasangan bukanlah hal yang sulit. Jatuh cinta merupakan hal yang sangat alami dan begitu spontan. Tidak perlu berbuat apapun. Makanya dikatakan “jatuh” cinta... Orang yang sedang kasmaran kadang mengatakan “aku mabuk cinta” bayangkan ekspresi tersebut! Seakan-akan anda sedang berdiri tanpa melakukan apapun lalu tiba-tiba sesuatu datang dan terjadi begitu saja pada anda.
Jatuh cinta itu mudah. Sesuatu yang pasif dan spontan. Tapi... setelah beberapa tahun pernikahan, gempita cinta itu pun akan pudar. Perubahan ini merupakan siklus alamiah dan terjadi pada SEMUA ikatan. Perlahan tapi pasti telepon darinya menjadi hal yang merepotkan, belaiannya tidak selalu diharapkan dan sikap-sikapnya yang bersemangat bukannya jadi hal yang manis tapi malah menambah penat yang ada.
Gejala-gejala pada tahapan ini bervariasi pada masing-masing individu, namun bila anda memikirkan tentang rumah tangga anda, maka anda akan mendapati perbedaan yang dramatis antara tahap awal ikatan, pada saat anda jatuh cinta, dengan kepenatan-kepenatan bahkan kemarahan pada tahapan-tahapan selanjutnya.
Dan pada situasi inilah pertanyaannya “Did I marry the right person?” mulai muncul, baik dari salah satu pasangan anda, atau dari keduanya. Dan ketika anda maupun pasangan anda mencoba merefleksikan eforia cinta yang pernah terjadi, anda mungkin mulai berhasrat menyelami eforia-eforia cinta itu dengan orang lain. Dan ketika pernikahan itu akhirnya kandas. Masing-masing sibuk menyalahkan pasangannya atas ketidakbahagiaan itu dan mencari pelampiasan diluar.
Berbagai macam cara, bentuk dan ukuran untuk pelampiasan ini, mengingkari kesetiaan merupakan hal yang paling sering terjadi. Sebagian orang memilih untuk menyibukkan diri dengan pekerjaannya, hobinya, pertemanannya, menonton film atau TV, ataupun hal-hal menyolok lainnya. Tapi tahukan anda bahwa jawaban atas dilema ini tidak ada diluar, justru jawaban ini hanya ada di dalam pernikahan itu sendiri. Bisa saja anda selingkuh dan pada saat itu anda akan merasa lebih baik, tapi itu bersifat temporer, dan setelah beberapa tahun anda akan mengalami kondisi yang sama (seperti sebelumnya pada pernikahan anda).
Karena.. (pahamilah dengan seksama) KUNCI SUKSES PERNIKAHAN BUKANLAH MENEMUKAN ORANG YANG TEPAT, NAMUN KUNCINYA ADALAH BAGAIMANA BELAJAR MENCINTAI ORANG YANG ANDA TEMUKAN SECARA TERUS MENERUS!
Cinta bukanlah hal yang PASIF ataupun pengalaman yang spontan. Cinta TIDAK AKAN PERNAH begitu saja terjadi. Kita tidak akan bisa MENEMUKAN cinta yang selamanya. Kita harus MENGUSAHAKANNYA dari hari ke hari.
Benar juga ungkapan “diperbudak cinta”. Karena cinta itu BUTUH waktu, usaha, dan energi. Dan yang paling penting, cinta itu butuh sikap BIJAK. Kita harus tahu benar APA YANG HARUS DILAKUKAN agar rumah tangga berjalan dengan baik. Jangan membuat kesalahan untuk hal yang satu ini.
Cinta bukanlah MISTERI. Ada beberapa hal spesifik yang bisa dilakukan (dengan ataupun tanpa pasangan anda) agar rumah tangga berjalan lancar. Sama halnya dengan hukum alam pada ilmu fisika (seperti gaya Grafitasi), dalam suatu ikatan rumah tangga juga ada hukumnya. Sama halnya dengan diet yang tepat dan olahraga yang benar dapat membuat tubuh kita menjadi lebih kuat, beberapa kebiasaan dalam hubungan rumah tangga juga DAPAT membuat rumah tangga itu lebih kuat. Ini merupakan reaksi sebab-akibat. Jika kita tahu dan mau menerapkan hukum-hukum tersebut, tentulah kita bisa “MEMBUAT” cinta bukan “JATUH”.
Karena cinta dalam pernikahan sesungguhnya merupakan sebuah DECISION, dan bukan cuma PERASAAN.

Perempuan Hebat di Belakang Pria Hebat

Thomas Wheeler, CEO Massachusetts Mutual Life Insurance Company, dan istrinya sedang menyusuri jalan raya antar negara bagian ketika menyadari bensin mobilnya nyaris habis. Wheeler segera keluar dari jalan raya bebas hambatan itu dan tak lama kemudian menemukan pompa bensin yang sudah bobrok dan hanya punya satu mesin pengisi bensin. Setelah menyuruh satu-satunya petugas di situ untuk mengisi mobilnya dan mengecek oli, dia berjalan-jalan memutari pompa bensin itu untuk melemaskan kaki. Ketika kembali ke mobil, dia melihat petugas itu sedang asyik mengobrol dengan istrinya. Obrolan mereka langsung berhenti ketika dia membayar si petugas. Tetapi ketika hendak masuk ke mobil, dia melihat petugas itu melambaikan tangan dan dia mendengar orang itu berkata. “Asyik sekali mengobrol denganmu.” Setelah mereka meninggalkan pompa bensin itu, Wheeler bertanya kepada istrinya apakah dia kenal lelaki itu. Istrinya langsung mengiyakan. Mereka pernah satu sekolah di SMA dan pernah pacaran kira-kira setahun. “Astaga, untung kau ketemu aku,” Wheeler menyombong. “Kalau kau menikah dengannya, kau jadi istri petugas pompa bensin, bukan istri direktur utama.” “Sayangku,” jawab istrinya, “Kalau aku menikah dengannya, dia yang akan menjadi direktur utama dan kau yang akan menjadi petugas pompa bensin.”
~The Best Of Bits & Pieces

Arti Penolong

Kejadian 2
“Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia” (Kejadian 2:18)
Firman ini bukan hanya ditunjukkan pada Adam saja, tetapi untuk setiap pria di dunia ini. Arti penolong bukan saja berarti seorang istri, tetapi seorang wanita yang membantu saudaranya, adiknya, kakaknya atau temannya. Penolong disini, bukanlah seorang pembantu, tetapi apa yang tidak bisa dilakukan pria, atau pekerjaannya terlalu overload, disitu wanita berperan.
Seringkali seorang suami tidak menganggap istrinya penolong yang sepadan, sehingga timbul ketidakpuasan di dalam hati suaminya. Lebih parah lagi kalau dia mencari “penolong yang lain” di luar rumahnya.
Seringkali juga suami menganggap istrinya sebagai “penghambat” dalam pelayanannya. Nah, suami seperti ini telah kehilangan janji Tuhan yang sangat indah dalam hidupnya. Karena jika menyimak kejadian 2:18, Tuhan lah yang berfirman memberikan penolong yang sepadan. Dalam hal ini suami tidak meresponi janji Tuhan dengan baik.
Perempuan yang cantik, saya tidak tahu, apakah Anda sudah menjadi seorang penolong yang benar? Kalau belum, maksimalkanlah hidup Anda. Jadilah seorang penolong yang selalu dapat diandalkan. Karena dengan demikian, Anda telah melakukan kehendak Tuhan. Karena wanita diciptakan sebagai penolong, entah itu terhadap suami Anda, orangtua, adik, kakak, atau siapapun juga dia yang ada di sekitar Anda.
Seorang penolong tidak mengharapkan imbalan. Seorang penolong harus memiliki hati yang tulus. Seorang penolong haruslah dengan rela hati melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Dalam segala perkara dengan senyuman yang selalu menghiasi bibirnya.

Amazing Love

Amazing love..
Now what else shall i need?
Your name brings light
It’s more than the air i breathe
My world was changed
When Your love You gave for me
My purpose found
And i found myself in You, Lord
So take me to a place where i can see You face to face God
All i wanna do is worship You
I cry from my heart..
I want to please You, Lord
To serve You each day
Love You and learn all Your ways
You said, if i love You then i will keep Your commands
You did the Father’s will
Oh Your love is so real
To love You Lord, is to obey
And my Jesus, i’ll do what You say
Your word is my light
Pure and live in my heart
And i know i am Your hands and feet to the world
I pray help me to love my brother as myself
You showed the greatest love is the life for your friend
I love You Lord, and i live to please You
You tell me to go, and i will go
You tell me to stay, and i will stay to hear You say
“My servant,well done..”
Jesus i’ll do what You say

Amati

Orang yg paling bahagia tidak selalu memiliki sesuatu yg terbaik, tetapi hanya berusaha menjadikan setiap apapun yg hadir dalam hidupnya dengan cara yg terbaik. Karena pada akhirnya kita dinilai bukan berdasar pada apa yg kita miliki, tapi apa yg kita berikan.
Hari-hari ini terasa semakin berat untuk kulalui. Kadang aku sering berpikir Bapa betapa Kau tahu kalau aku mampu melewati semua ini. Aku belajar berserah. Kasih karunia kasih karunia.. Tidak memusingkan perkara dunia tapi memfokuskan diri dengan perkara diatas. Karena hari esok punya kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Belajar bersyukur melalui air mata :)
Aku belajar diam saat semuanya terasa terlalu sesak.
Aku tenang.. saat ku tahu semua kata-kata akan terlalu menyakitkan didengar.
Mencoba suasana hening kala penat terlalu bising untuk aku pikirkan. Berserah saat bertahan terlalu lelah untuk kulakukan.
Tawa diluar siapa yg tahu di dalam? Semakin membuatku menyadari apa yg terlihat bukan berarti apa yg diketahui.
Jenuh memperhatikan topeng-topeng indah yg terpasang setiap hari tanpa ada kejujuran di setiap senyumannya.
Karena karakter teruji saat kita sendiri bukan saat ramai.
Belajar mengamati lewat kacamata Allah, melihat melalui hati.
Tuhan pasti beri kekuatan.. Tuhan pasti limpahkan damai sejahtera..
Aku belajar diam dari banyaknya bicara.
Aku belajar sabar dari sebuah kemarahan.
Aku belajar mengalah dari suatu keegoisan.
Aku belajar menangis dari suatu kebahagiaan.
Dan aku belajar tegar dari kehilangan.
Karena Tuhan lah yg membuatmu mampu tersenyum walau menangis.
Untuk bertahan saat kau hendak menyerah.
Untuk berdoa saat kau kehabisan kata-kata.
Untuk mencintai walau hatimu hancur berkali-kali.
Untuk mengerti walau tak satupun yg kelihatan memberi arti.
Roma 12:12 “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah dalam doa.”