Jodoh.
Beberapa waktu yang lalu timeline path gue penuh dengan gambar dan quotes seputar
jodoh. Mungkin karena ini bulannya Valentine, okeh well apapun itu. Dulu gue
percaya bahwa jodoh itu di tangan Tuhan, atau yang biasa ngetren disingkat
‘Johan’. Dan bahwa dari awal, Tuhan itu udah menetapkan seseorang yang entah
gimana caranya suatu saat akan dipertemukan dengan gue, baik sengaja maupun
enggak. Seolah-olah ada benang merah yang kasat mata sudah dihubungkan antara
gue dan jodoh gue, dan dengan berbagai peristiwa dalam hidup suatu saat benang
tersebut akan membuat gue berjumpa dengan dia dan somehow.... Tuhan akan
membuat gue dan dia saling jatuh cinta. Begitu kah konsepnya?
Ya, itu dulu.
Saat gue masih sering baca novel teenlit, nonton film korea yang super
romantis, tapi sekarang? Saat gue tau kebenarannya, mungkin agak kecewa sih tapi...
Dalam sebuah buku yang gue baca, ada perumpaan cerita, seperti ini.
Stan berlari
kencang dengan jantung berdegup keras. Hari itu adalah hari ulang tahunnya dan
ia dipanggil ke ruang kerja ayahnya. Stan tahu inilah saatnya ia menerima kado
ulang tahunnya. Setiap tahun selalu begitu. Hanya saja, yang membuatnya
berdegup keras adalah karena ayahnya berjanji akan memberinya sebuah handphone!
Stan masih
berusia 12 tahun dan ia termasuk keluarga yang tidaklah terlalu berada. Di saat
semua teman-teman sekelasnya sudah menenteng berbagai jenis dan merk handphone,
Stan hanya bisa memandangi sambil membayangkan seandainya ia juga bisa
menunjukkan “game” baru dalam handphone yang ia miliki sendiri. Ayah Stan
sangat mencintai putra semata wayangnya itu. Maka, dengan segenap usaha dan
cara, di ulang tahun Stan yang ke-12, ia berjanji untuk membelikan anaknya
sebuah handphone baru.
Stan sudah
sampai di ruang kerja ayahnya. Terengah-engah namun wajahnya begitu penasaran
dan bersemangat. Melihat wajah Stan yang penuh harapan, sang ayah tersenyum dan
kemudian berkata, “Stan... Ayah sudah berkata pada Om Jack bahwa kamu hari ini
akan kesana dan memilih sebuah handphone. Ayah akan membiarkan kamu memilih
handphone yang terbaik sesuai seleramu sendiri, namun... Ayah berpesan beberapa
hal penting, pilihlah handphone yang harganya tidak lebih dari 2,5 juta karena
Ayah sudah menitipkan uang segitu untuk Om Jack. Kemudian, ayah juga
mengingatkan, fungsi utama handphone adalah untuk berkomunikasi, BUKAN untuk
game! Jadi, pilihlah handphone yang benar-benar mudah dan nyaman untuk SMS dan
menelpon.
“Tapi ayah...”
Stan menyanggah, “Kalau aku menemukan handphone yang mudah untuk SMS dan
menelpon sekaligus bisa buat main game dan melakukan hal-hal lain, termasuk
memotret dan merekam video... boleh kan?” Sang ayah tertawa, “Tentu boleh
anakku, tapi ingat harganya ya...” Stan mengangguk bersemangat. “Oke, tunggu
apalagi? Segeralah ke toko Om Jack dan pilihlah hadiah ulang tahunmu!” Stan
berlari kencang dan mengambil sepedanya. Dengan kekuatan penuh Stan mengayuh
dan melesat menuju toko Om Jack.
Sesampainya
disana, Om Jack sudah menyambut dengan senyum, “Hi Stan, ayahmu sudah
menelpon... Silahkan pilih sendiri handphone kesukaanmu!” Tanpa berlama-lama
lagi Stan segera mengamati berbagai macam jenis handphone, mencobanya, dan
membandingkan. Hingga 1,5 jam Stan masih kebingungan memilih, ia tertarik pada
beberapa handphone canggih namun anggarannya tidak mendukung. Stan juga
tertarik pada beberapa handphone yang penampilannya trendy namun kurang nyaman
untuk dipakai SMS dan menelpon. Di saat lain, Stan juga menemukan handphone
yang sangat “user-friendly” untuk dipakai namun bentuknya sangat jadul.
Setelah
beberapa kali berkonsultasi dengan Om Jack dan meminta saran darinya. Akhirnya,
hati Stan tertambat pada 2 handphone di hadapannya. Keduanya memenuhi kriteria
yang dipesankan oleh ayahnya dan masuk dengan anggaran yang ada. Hanya saja,
handphone jenis pertama penampilannya sangan keren tapi Om Jack mengingatkan
bahwa handphone jenis itu baterainya bermasalah sehingga tidak bisa dipakai
lama, apalagi jika untuk bermain game. Di masa depan, kemungkinan untuk baterai
itu drop dan harus diganti juga besar.
Sementara,
handphone jenis kedua, bentuk dan penampilannya standar, namun baterainya tahan
lama. Om Jack juga menyatakan bahwa handphone tersebut tahan banting dan sangat
kokoh, sehingga untuk anak seusia Stan yang kadang kala ceroboh, handphone itu
mungkin akan lebih diperlukan karena daya tahannya. Tapi, satu lagi kekurangan
handphone jenis kedua ini yaitu jumlah game di dalamnya sedikit dan game-game
yang ada untuk jenis handphone ini tidak semenarik game-game yang tersedia
untuk handphone jenis pertama tadi.
Setelah lama
menimbang-nimbang, akhirnya Stan mengambil handphone yang pertama. Maklum, Stan
masih seorang anak ABG yang lebih mementingkan penampilan dan serunya game
dibandingkan daya tahan baterai dan kekokohan sebuah handphone. Stan membawa
pulang handphone pertamanya dengan senyum kegembiraan. Ia sudah bisa
membayangkan betapa hebohnya besok ketika ia menunjukkan handphone barunya di
hadapan semua teman-teman sekelasnya. Benar-benar tidak sabar menunggu hari
besok!
Kira-kira
begitu ceritanya, dan yang gue tangkap dari cerita ini adalah sang ayah enggak
pernah menyuruh Stan untuk memilih handphone merek tertentu. Sang ayah justru
ngasih KEBEBASAN pada Stan untuk MEMILIH. Cuma, sang ayah memberikan PANDUAN
dan KRITERIA handphone seperti apa yang sebaiknya dipilih. Begitu juga dengan
kita, Tuhan hanya memberikan PANDUAN pasangan seperti apa yang seharusnya kita
pilih. Tuhan enggak pernah memerintahkan kita bahwa si Juliet harus menikah
sama si Romeo, atau si Rose menikah dengan si Jack. Bukan demikian cara Tuhan
bekerja.
Tuhan hanya
memberi kita kriteria-kriteria apa yang sebaiknya kita ikuti. Dan jika ada 2
atau lebih yang memenuhi kriteria tersebut, maka sama seperti Stan pada cerita
di atas, kita bebas memilih sendiri, masing-masing dengan kelebihan dan
kelemahannya, dan juga semua konsekuensi atas pilihan kita. Inilah yang membuat
kegembiraan gue jauh lebih besar daripada rasa kecewa gue, karena kebenarannya
bilang bahwa ‘gue selalu bisa memilih untuk hidup gue sendiri, termasuk memilih
untuk pasangan hidup gue.’
Happy
Valentine :)
No comments:
Post a Comment