Friday, February 14, 2014

Jodoh


Jodoh. Beberapa waktu yang lalu timeline path gue penuh dengan gambar dan quotes seputar jodoh. Mungkin karena ini bulannya Valentine, okeh well apapun itu. Dulu gue percaya bahwa jodoh itu di tangan Tuhan, atau yang biasa ngetren disingkat ‘Johan’. Dan bahwa dari awal, Tuhan itu udah menetapkan seseorang yang entah gimana caranya suatu saat akan dipertemukan dengan gue, baik sengaja maupun enggak. Seolah-olah ada benang merah yang kasat mata sudah dihubungkan antara gue dan jodoh gue, dan dengan berbagai peristiwa dalam hidup suatu saat benang tersebut akan membuat gue berjumpa dengan dia dan somehow.... Tuhan akan membuat gue dan dia saling jatuh cinta. Begitu kah konsepnya?

Ya, itu dulu. Saat gue masih sering baca novel teenlit, nonton film korea yang super romantis, tapi sekarang? Saat gue tau kebenarannya, mungkin agak kecewa sih tapi... Dalam sebuah buku yang gue baca, ada perumpaan cerita, seperti ini.

Stan berlari kencang dengan jantung berdegup keras. Hari itu adalah hari ulang tahunnya dan ia dipanggil ke ruang kerja ayahnya. Stan tahu inilah saatnya ia menerima kado ulang tahunnya. Setiap tahun selalu begitu. Hanya saja, yang membuatnya berdegup keras adalah karena ayahnya berjanji akan memberinya sebuah handphone!

Stan masih berusia 12 tahun dan ia termasuk keluarga yang tidaklah terlalu berada. Di saat semua teman-teman sekelasnya sudah menenteng berbagai jenis dan merk handphone, Stan hanya bisa memandangi sambil membayangkan seandainya ia juga bisa menunjukkan “game” baru dalam handphone yang ia miliki sendiri. Ayah Stan sangat mencintai putra semata wayangnya itu. Maka, dengan segenap usaha dan cara, di ulang tahun Stan yang ke-12, ia berjanji untuk membelikan anaknya sebuah handphone baru.

Stan sudah sampai di ruang kerja ayahnya. Terengah-engah namun wajahnya begitu penasaran dan bersemangat. Melihat wajah Stan yang penuh harapan, sang ayah tersenyum dan kemudian berkata, “Stan... Ayah sudah berkata pada Om Jack bahwa kamu hari ini akan kesana dan memilih sebuah handphone. Ayah akan membiarkan kamu memilih handphone yang terbaik sesuai seleramu sendiri, namun... Ayah berpesan beberapa hal penting, pilihlah handphone yang harganya tidak lebih dari 2,5 juta karena Ayah sudah menitipkan uang segitu untuk Om Jack. Kemudian, ayah juga mengingatkan, fungsi utama handphone adalah untuk berkomunikasi, BUKAN untuk game! Jadi, pilihlah handphone yang benar-benar mudah dan nyaman untuk SMS dan menelpon.

“Tapi ayah...” Stan menyanggah, “Kalau aku menemukan handphone yang mudah untuk SMS dan menelpon sekaligus bisa buat main game dan melakukan hal-hal lain, termasuk memotret dan merekam video... boleh kan?” Sang ayah tertawa, “Tentu boleh anakku, tapi ingat harganya ya...” Stan mengangguk bersemangat. “Oke, tunggu apalagi? Segeralah ke toko Om Jack dan pilihlah hadiah ulang tahunmu!” Stan berlari kencang dan mengambil sepedanya. Dengan kekuatan penuh Stan mengayuh dan melesat menuju toko Om Jack.

Sesampainya disana, Om Jack sudah menyambut dengan senyum, “Hi Stan, ayahmu sudah menelpon... Silahkan pilih sendiri handphone kesukaanmu!” Tanpa berlama-lama lagi Stan segera mengamati berbagai macam jenis handphone, mencobanya, dan membandingkan. Hingga 1,5 jam Stan masih kebingungan memilih, ia tertarik pada beberapa handphone canggih namun anggarannya tidak mendukung. Stan juga tertarik pada beberapa handphone yang penampilannya trendy namun kurang nyaman untuk dipakai SMS dan menelpon. Di saat lain, Stan juga menemukan handphone yang sangat “user-friendly” untuk dipakai namun bentuknya sangat jadul.

Setelah beberapa kali berkonsultasi dengan Om Jack dan meminta saran darinya. Akhirnya, hati Stan tertambat pada 2 handphone di hadapannya. Keduanya memenuhi kriteria yang dipesankan oleh ayahnya dan masuk dengan anggaran yang ada. Hanya saja, handphone jenis pertama penampilannya sangan keren tapi Om Jack mengingatkan bahwa handphone jenis itu baterainya bermasalah sehingga tidak bisa dipakai lama, apalagi jika untuk bermain game. Di masa depan, kemungkinan untuk baterai itu drop dan harus diganti juga besar.

Sementara, handphone jenis kedua, bentuk dan penampilannya standar, namun baterainya tahan lama. Om Jack juga menyatakan bahwa handphone tersebut tahan banting dan sangat kokoh, sehingga untuk anak seusia Stan yang kadang kala ceroboh, handphone itu mungkin akan lebih diperlukan karena daya tahannya. Tapi, satu lagi kekurangan handphone jenis kedua ini yaitu jumlah game di dalamnya sedikit dan game-game yang ada untuk jenis handphone ini tidak semenarik game-game yang tersedia untuk handphone jenis pertama tadi.

Setelah lama menimbang-nimbang, akhirnya Stan mengambil handphone yang pertama. Maklum, Stan masih seorang anak ABG yang lebih mementingkan penampilan dan serunya game dibandingkan daya tahan baterai dan kekokohan sebuah handphone. Stan membawa pulang handphone pertamanya dengan senyum kegembiraan. Ia sudah bisa membayangkan betapa hebohnya besok ketika ia menunjukkan handphone barunya di hadapan semua teman-teman sekelasnya. Benar-benar tidak sabar menunggu hari besok!

Kira-kira begitu ceritanya, dan yang gue tangkap dari cerita ini adalah sang ayah enggak pernah menyuruh Stan untuk memilih handphone merek tertentu. Sang ayah justru ngasih KEBEBASAN pada Stan untuk MEMILIH. Cuma, sang ayah memberikan PANDUAN dan KRITERIA handphone seperti apa yang sebaiknya dipilih. Begitu juga dengan kita, Tuhan hanya memberikan PANDUAN pasangan seperti apa yang seharusnya kita pilih. Tuhan enggak pernah memerintahkan kita bahwa si Juliet harus menikah sama si Romeo, atau si Rose menikah dengan si Jack. Bukan demikian cara Tuhan bekerja.

Tuhan hanya memberi kita kriteria-kriteria apa yang sebaiknya kita ikuti. Dan jika ada 2 atau lebih yang memenuhi kriteria tersebut, maka sama seperti Stan pada cerita di atas, kita bebas memilih sendiri, masing-masing dengan kelebihan dan kelemahannya, dan juga semua konsekuensi atas pilihan kita. Inilah yang membuat kegembiraan gue jauh lebih besar daripada rasa kecewa gue, karena kebenarannya bilang bahwa ‘gue selalu bisa memilih untuk hidup gue sendiri, termasuk memilih untuk pasangan hidup gue.’

Happy Valentine :)

No comments: