Tuesday, December 27, 2011

Together

Just you and me,
holding hands and looking into each other’s eyes,
it’s been a while,
it’s been a long time..
lost in this madness of life,closer but farther away,
from each other,
I don’t know what to do;
alone and lost,
this dream is all that keeps me alive,
keeps me and you alive,
waiting for the moment it becomes a reality;
counting the days,
to meet you on the other side,
high above the world,
over and over in my mind;
I close my eyes and i see you there,
I drift away to sleep and you are there,
waiting for me to escape reality and dive
into this dream, where you and me, together;
together, till the shining sun,
together, till madness rises again,
together, we will make this dream come true,
together sooner!

Saturday, December 10, 2011

Santa Claus On The Street 2

Santa Claus On The Street 2, itu tema acara kemarin malam. Tugas kami menjadi Santa yang memberikan makanan, snack, sembako dan pakaian sepanjang jalan. Bersama 18 orang lainnya yang terdiri dari senior semester 7 dan hanya gue dan Juli berdua anak semester 1, malam itu pukul 11 malam kami berangkat. Kenapa kami mulai jam 11 malam? Karena menurut kami, kalau acara itu dimulai siang atau sore hari sepanjang jalan tentu banyak pengemis dan gelandangan, tapi belum tentu mereka benar-benar pengemis dan gelandangan yang tidak punya rumah, yang tidur di emperan toko dan di jalan-jalan. Kami memulai rute ke arah gunung sahari, sepanjang jalan kami menemukan beberapa gelandangan yang tidur di pinggiran, yang tidak punya rumah, yang sedang tidur meringkuk karena kedinginan. Ya Tuhan, hati gue bener-bener sakit ngeliatnya.. pemandangan yang seharusnya tidak ada di ibu kota yang besar ini. Sepanjang melanjutkan pencarian, gue iseng buka-buka twitter di bb daaaaannnnnn orang-orang di timeline gue sedang heboh ngomongin midnight sale di PI dan SenCy! Serius deh hati gue makin miris, ketimpangan bener-bener terjadi di Jakarta. Di sisi yang satu, ada orang-orang yang enggak punya tempat berteduh, enggak tau mau makan apa hari ini, enggak punya baju yang layak untuk dipake. Dan di sisi lain, orang-orang yang punya rumah gede tapi males pulang dan sukanya keluyuran sepanjang hari, mau makan apa tinggal beli, bahkan kalo lagi ngidam dan pengen berat gamau tau harus ada tuh makanan, dan malem-malem mereka bersyukur bukan karena kehidupan yang mereka punya, tapi karena mereka dapet baju yang mereka mau di midnight sale!!!! Tapi yasudahlah, bukan hak gue ngomongin itu juga. Oh ya cek dan ricek acara semalem, ada satu hal yang gue rasa sangat kurang dan nggak gue dapetin dari Santa Claus On The Street 2 ini yaitu hati. Hati yang bener-bener mau berbagi kasih Kristus ke sesama. Karena yang gue liat kita cuma berbagi karena kita punya sesuatu untuk kita bagikan, bukan berbagi karena kita punya kasih Kristus yang berlebih. Terlihat kok bedanya orang yang membagikan sesuatu berasal dari hati. Dan acara semalam berakhir di Ancol dengan melihat sunrise yang terhalang indahnya oleh awan mendung, tapi itu semua sudah cukup untuk sejuta alasan kita bersyukur hari ini. Oke cao ;)

Friday, November 25, 2011

I Remember You..

hari yang luar biasa dengan mood yang aneh.. dimulai dengan mengingat seorang sahabat bernama Denny Goeris yang sekarang udah punya pacar dan entah dia lupa sama gue atau enggak, yang jelas dia enggak peduli, dan diakhiri dengan mengingat seorang sahabat bernama Anton Suryadi..

oke, mulai bercerita.. 2004 bulan juli gue pindah ke tangerang dan bersekolah di salah satu SMP swasta, dimana awal dari gue mengenal sosok Anton Suryadi.. tubuhnya tinggi, kurus, berkacamata dengan rambut agak berantakan dan sejuta bakat yang terpendam, pendiam, pemalu, rajin :) awalnya gue pikir Anton membosankan dan gue terus berpikir dia membosankan sampai akhirnya lulus SMP dan gue tetap berpikir he is boring! lalu kami melanjutkan pendidikan di SMA yang sama namun beda kelas waktu kelas X. tapiii.. Anton berubah! Anton yang pendiam, pemalu, boring waktu SMP.. BERUBAH! saat SMA jadi Anton yang bawel, ceria, banci tampil (secara anak teater), heboh, sulit dijelaskan dengan kata-kata karena terlalu ramenya tuh anak hehehehe banyak hal yang membuat gue bingung, ada apa dengan dirinya? berubah 180 derajat, tapi ga gue lanjutkan berpikir tentang dia saat itu. dan semester baru pun dimulai, kelas XI gue kembali satu kelas dengan Anton yang duduk ga jauh dari gue. mulailah dari situ gue berbincang banyak hal, dan remember Anton udah berubah he's not boring again ;p lol. tapi meskipun Anton udah rame, bawel, dan lain-lain bagi gue ada satu sisi yang gue rasa ga pernah berubah dari semenjak gue mengenal Anton pertama kali, dia tetap Anton yang polos, Anton yang menggebu-gebu kalau kita ceritakan satu hal, Anton yang cuek tapi punya perhatian dan memori mengingat yang baik. gue dan Anton memulai persahabatan ini dengan baik, dimulai dari sharing hal-hal yang kami tahu dan orang lain tidak tahu, setiap jam kosong kami bisa teriak-teriak menyanyikan lagu favorit kami berdua "Taylor Swift" haha, mulai saling memberikan semangat dan dukungan. ya! Anton sahabat yang baik. tapi persahabatan kami pun ga lepas dari pertengkaran-pertengkaran kecil, tapi akhirnya menjadi baik kembali karena sifat polosnya yang terlalu baik.

gue punya banyak sahabat, dan banyak diantara yang gue berhubungan baik lebih daripada gue berhubungan baik dengan Anton. tapi sahabat gue datang dan pergi, bahkan yang berjanji akan selalu ada buat gue pun akhirnya pergi juga, tapi pada akhirnya yang gue tau cuma Anton yang masih punya hati seorang sahabat buat gue. walaupun sekarang jarang banget ngobrol apalagi ketemu. hey Anton Suryadi sahabat gue, gue tau elo nantinya akan jadi orang besar, akan jadi orang hebat, akan jadi orang baik, dan akan jadi sahabat gue sampai kapanpun :)

ini blognya Anton : http://ohhgetoo.blogspot.com

Tomorrow Will Be Better Than Today

it's midnight and my eyes just staring at the wall opposite. no sleep, no dreams, I sit and watch the drama unfolding before me. like an empty canvas waiting for an artist, I wait in anticipation wondering when and wondering why. patience is all I have and patience is all that I need as I watch the things unfold and let things take shape at its own pace. I waited a long time for this, so what difference it is going to make to wait a little bit more but for how long should I be the villian in my own life.

I wish I could answer all the questions running in my mind, I wish I could end all the battles being fought inside, I wish I do not have to wait for long. I wish, I hope and I believe (maybe) tomorrow will be better than today..

Tuesday, October 4, 2011

Mask

in the midst of the night, while the whole earth sleeps. the heart of this girl still weeps in it's wake. the sound of the sobs, cutting through the silence of the night. the sound of despair will stop only with the light. for when morning comes, a little smile will show. putting the mask of happiness to hide the face of sorrow. i know that it would hurt, but at least it won't break. shattered as it already is, to million pieces i can't fix.

Thursday, March 31, 2011

Kau Melihat Dunia Sebatas Penglihatanmu

Ingatkah engkau ketika dahulu engkau mulai belajar berjalan? Ketika engkau mulai melangkahkan kakimu setapak demi setapak? Ingatkah engkau, ketika engkau pertama kali memandang segala sesuatu dari kakimu yang mungil? Segala sesuatunya terasa begitu jauh dan tak terjangkau oleh tangan-tangan mungilmu. Kaki kursi maupun kaki bangku seakan-akan tongkat untuk menahanmu tetap berdiri.

Di bawah meja makan merupakan tempat favoritmu, meja makan cukup untuk menudungi kepalamu. Kau menegadah ke atas dan melihat lampu-lampu indah, kau takjub dan kagum melihatnya, lalu kau mengulurkan tanganmu untuk menjangkaunya. Tapi kau tak sanggup. Segala sesuatu nampak begitu jauh dan tak terjangkau bagi tangan dan kaki mungilmu yang berusaha untuk mengapainya.

Lalu kau mendengar sebuah suara memanggilmu. Kau mencari berkeliling dengan tertatih-tatih, tapi kau tidak menemukannya. Suara itu memanggilmu lagi. Kau semakin penasaran dan menjejakkan kakimu ke lantai cepat-cepat untuk mencari sumber suara itu. Tangan dan kaki kecilmu berusaha menjaga keseimbanganmu ketika kau berlari untuk menemukan siapa yang memanggilmu.

Suara yang begitu lembut, suara yang kau tahu berasal dari orang yang mengasihimu. Suara yang sama terdengar memanggilmu lagi, kau memandang sekelilingmu sekali lagi, tapi kau tetap tidak menemukan suara itu. Yang kau lihat disekitarmu hanyalah mainan mobil-mobilanmu yang berserakkan, 4 buah kaki kursi, sebuah balon, beberapa buah buku, krayon dan nah akhirnya, tampat favoritmu meja makan.

Kau berlari dan dan melonggok ke bawah meja makan, kalau-kalau sumber suara itu berasal dari sana. Dan kau mendengar suara itu sekali lagi, disertai dengan tawa yang lembut.

"Kemana kau mencari anakku? Lihat aku ada diatasmu."

Kau pun mendongakkan kepalamu dan melihat sumber suara itu. Ibumu berdiri di hadapanmu dan tersenyum melihatmu. Kau pun tersenyum dan berpikir "Hei, lihat aku dapat menemukanmu."

Lalu kau mengulurkan tangan mungilmu, mencoba menggapainya. Mencoba menciumnya, mencoba memegang tangannya. Namun, aduhhh!!! tanganmu tidak dapat mencapainya.

Tiba-tiba Ibumu terasa begitu jauh darimu. Ia berdiri menjulang tinggi dan tak dapat kau raih. Kau mulai kecewa dan menangis. Kau menginginkan ibumu!!! Kau ingin menciumnya, memegang pipinya, kau ingin menarik rambutnya. Kau menginginkan ibumu, tapi kau tidak dapat mencapainya ... Ibumu terasa begitu jauh.

Dan tiba-tiba kau merasa tubuhmu terangkat. Ada sepasang tangan yang memegang pinggang kecilmu. Kau melihat ibumu tersenyum dan berkata, "Nah, aku menemukanmu!" Kau menggapai dengan tanganmu, dan hei lihat, sorakmu kau bisa memegang pipinya. Ia tertawa ketika tangan-tanganmu memegang pipinya. Bahkan ketika salah satu tanganmu menarik rambutnya ... Ia tertawa dan ia menarik kau mendekat kepadanya dan mencium pipimu. Kau tertawa kesenangan. Akhirnya kau bisa meraih ibumu. Oh tidak, akhirnya ibumu bisa meraihmu dan mendekapmu.

Berapa sering kita merasa bahwa Tuhan jauh dan tidak terjangkau bagi tangan-tangan kita? Atau mungkin kita ingin sekali menjangkaunya tapi ... upsss, tanganmu kurang panjang. Kaki-kakimu kurang tinggi untuk dapat menjangkaunya.

Pernahkah ketika kita merasa bahwa Tuhan jauh dari kita, kita berpikir dan membayangkan diri kita seperti anak kecil dengan pandangan yang serba terbatas sehingga kita tidak bisa melihat bahwa sesungguhnya kita ada dibawah kaki-Nya!!! Kita ada kurang dari 10 cm dari hadapan-Nya. Pandangan kita sangat terbatas. Tidak seperti pandangan-Nya!!! Pada pandangan-Nya kita begitu dekat, sehingga tangan-tangan-Nya bisa menjangkau dan menarik kita mendekat pada-Nya.

Bagi-Nya kita begitu dekat, sehingga bunyi nafas kita pun terdengar oleh-Nya. Ketika Ia menundukkan kepala-Nya, ada kita di dekat kaki-Nya. Ia tersenyum dan tertawa ketika melihatmu mencari-cari-Nya, padahal kau ada di dekat kaki-Nya. Dan akhirnya, ia mengangkat pingangmu, membawamu naik untuk dapat menciummu. Untuk membiarkanmu memegang pipi-Nya, untuk membiarkanmu menarik rambut-Nya. Ia ada dekat sekali denganmu. Yang kau perlukan hanyalah menjulurkan tanganmu keatas, menengadahkan kepalamu, dan Ia akan mengangkatmu ke atas. Ia akan membungkuk dan mengulurkan tangan-Nya.

Jika kau merasa begitu jauh dari-Nya, INGAT KAU ADA DIDEKAT KAKINYA!!!