Tuesday, July 7, 2015

Social Climber

Social Climber? For me, Social Climber is someone or a group of people who are just shallow and easily impressed by the stupidest things, some of these people seek pleasure in material goods for being seen in a ‘cool’ environment. Doh! Fyi, these people will absolutely do anything to achieve a high social status.

Ok, lets make simple, jadi social climber kebanyakan adalah orang yang berasal dari strata sosial menengah kebawah yang mencari keunggulan sosial dan ke-eksistensian dengan bercita-cita untuk mengubah hidup agar berada di strata sosial teratas dengan segala kemewahan yang dipaksakan.

Orang-orang seperti ini biasanya “membeli” status sosial mereka dengan hedonisme: tas branded (kebanyakan KW super), mobil (inipun kredit), holiday ke luar negeri (ini juga beli tiket pesawatnya ngredit), ngafe setiap hari, tak lupa tag a place di tempat-tempat kongkow happening dan selfie a la sosialita.

Yang membuat gue tertawa adalah gue punya seorang kawan yang terlahir dari keluarga ningrat terkenal dengan harta tidak tertakar tapi pribadinya sangat sederhana dan ramah, tidak terlihat dia anak orang kaya tapi jika ada seorang fashion stylist pasti langsung ngeh bahwa segala sesuatu yang dikenakan dari ujung rambut sampai ujung kaki teman gue ini nilainya lebih dari 100juta. Coba bandingkan dengan para social climber ini yang sangat angkuh dan sombong padahal mereka bukan berasal dari keturunan ningrat.

Tidak jarang bahkan wabah ini telah membuat banyak orang rela jual diri agar mendapatkan uang untuk membeli barang mewah, ironis. Gue pribadi lebih respect kepada pelacur di gang dolly yang menjual dirinya untuk makan agar bertahan hidup ketimbang untuk memenuhi keinginan tampil mewah.

So, here’s my advice for you guys yang merasa sudah terjangkit wabah social climber ini:
1. Just be yourself,  I know it’s cliche but trust me better to be yourself in your own way, karena ketika kamu menjadi diri kamu sendiri maka orang sekeliling kamu akan lebih jauh respek sama kamu ketimbang ketika kamu menjadi seorang sosial climber.
2. Kalau mau eksis, please please I beg you tolonglah eksis dengan hal yang berguna, bukan cuma eksis upload tas Hermes atau Prada KW atau sekedar check in place di mall, hotel, dll. Kamu bisa eksis dengan cara yang lebih positif contoh dengan menyumbangkan buku untuk anak-anak di pedalaman, bikin acara baksos ke panti jompo atau panti asuhan, ikut dalam kegiatan pecinta alam, ikut menanam pohon untuk kelestarian hutan kita, dll. Asyik kan kalau eksis dengan hal yang bermanfaat buat semua.
3. Perbanyak teman dari berbagai lapisan sosial, jangan cuma dari lapisan atas aja. Perluas jaringan dan berteman dengan orang-orang yang akan membawa dampak positif ke kamu. Kalau gue senang berkawan dengan orang-orang yang mempunyai semangat tinggi serta mampu menginspirasi.
4. Know your limit, semua orang punya batas jadi ketahui kemampuan kamu dan jangan ikut-ikutan kalau di hari kedepannya nanti cuma bakal menyengsarakan kamu dan bikin kamu malu.
5. Daripada upgrade barang-barang mewah lebih baik kamu upgrade pengetahuan kamu, gali potensi yang ada dalam diri kamu dan berkarya lah karena karya tidak akan lekang dimakan waktu.

So, mari berhenti mempermalukan diri sendiri dan mulai mencintai diri sendiri. Bagi gue, seorang yang memang terlahir dengan kemewahan akan bercerita banyak tentang kemanusiaan, pendidikan dengan pengetahuan yang sangat ber-kharismatik dan kedewasaannya, sedangkan seorang social climber hanya akan berbicara dimana dia membeli tas Hermes nya dan kapan dia membelinya.

Saturday, July 4, 2015

July 4th, 2015

If you try anything, if you try to lose weight, or to improve yourself, or to love, or to make the world a better place, you have already achieved something wonderful, before you even begin. Forget failure. If things don’t work out the way you want, hold your head up high and be proud. And try again. And again. And again.